Harapan publik Indonesia untuk menyaksikan kiprah panjang Timnas U-23 di turnamen internasional harus pupus lebih cepat. Dalam pertandingan terakhir yang penuh tekanan, skuad Garuda Muda gagal menunjukkan taji dan harus menerima kenyataan pahit: tersingkir.
Anak asuh Shin Tae-yong tampil di bawah ekspektasi. Sepanjang pertandingan, dominasi lawan terlihat jelas. Strategi yang diterapkan pun tak banyak memberi dampak. Walau sempat memberikan perlawanan, minimnya efektivitas serangan dan lemahnya koordinasi lini belakang jadi celah yang dimanfaatkan lawan dengan baik.
Tak hanya soal kekalahan, performa Timnas dinilai kurang menggigit sejak awal turnamen. Permainan yang belum solid, kelelahan fisik, hingga tekanan mental disebut-sebut sebagai faktor penyebab tersingkirnya Indonesia di fase krusial.
Reaksi publik pun beragam. Banyak yang menyayangkan kegagalan ini, namun tak sedikit pula yang melihatnya sebagai pembelajaran penting bagi regenerasi sepak bola tanah air. Apalagi, turnamen ini juga dijadikan ajang uji coba untuk komposisi tim masa depan.
Pelatih Shin Tae-yong pun mengakui bahwa timnya masih butuh banyak evaluasi. “Kami belajar banyak dari turnamen ini. Tapi jelas, ada hal-hal yang perlu diperbaiki ke depan,” ujar pelatih asal Korea Selatan tersebut usai laga.
Kini, fokus Garuda Muda akan dialihkan ke persiapan jangka panjang. Publik berharap kekalahan ini bukan akhir, tapi batu loncatan menuju prestasi yang lebih tinggi. Karena dari kegagalan hari ini, lahir harapan baru untuk masa depan sepak bola Indonesia.