Subang – Ahad pagi, 22 Juni 2025, langit Subang akan menyaksikan gelombang solidaritas yang mengalir sejak matahari belum terbit. Ribuan warga dijadwalkan memulai aksi dengan shalat Subuh berjamaah dan dzikir akbar di Masjid Agung Al Musabaqoh, jantung spiritual kota yang terletak di kawasan Alun-alun Subang.
Dari ruang dzikir itu, suara kemanusiaan akan terus menguat. Usai menegakkan Subuh, massa akan bergerak dalam satu barisan nurani menuju Aksi Bela Palestina dan Konser Amal, yang menghadirkan grup musik religi ternama Wali Band sebagai duta suara harapan bagi Palestina.
Aksi ini merupakan kolaborasi antara QUPRO Indonesia, AKSI (Aliansi Kemanusiaan Indonesia), Assyifa Peduli Palestina, dan Yayasan Bina Masyarakat Berdaya (BMB), didukung oleh berbagai organisasi lokal dan komunitas kemanusiaan. Misi utamanya: membangkitkan kesadaran publik, menggalang kekuatan sipil, dan memperluas jaringan dukungan terhadap rakyat Palestina yang tengah menghadapi penderitaan berkepanjangan di bawah penjajahan brutal.

Direktur QUPRO Indonesia, Ali Amril menegaskan bahwa inilah momentum publik untuk bersikap dan berpihak.
“Diam adalah kemewahan yang tak lagi relevan. Kita memang tak berhak mengangkat senjata, tapi kita sangat berhak—bahkan wajib—mengangkat suara. Mengobarkan solidaritas. Membela keadilan dengan kekuatan hati dan kemanusiaan. Kita boleh lelah, namun kita tak boleh menyerah di tengah ketidakwarasan diplomasi dunia atas kondisi Palestina saat ini,” tegasnya.
Disamping itu, Ketua Yayasan BMB, Cecep Muhram Mubarok, turut menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar aksi simbolik, tetapi seruan hati yang ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat Subang.
“Aksi ini merupakan bentuk kepedulian kita terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Melalui kegiatan ini, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat—dari pondok pesantren, organisasi sosial, hingga warga umum—untuk bersatu dalam semangat kebersamaan dan solidaritas global,” ujar Cecep.
Tak hanya penampilan Wali Band, agenda juga diisi dengan orasi kemanusiaan, doa bersama, edukasi publik tentang kondisi terkini di Gaza dan Tepi Barat, serta penggalangan dana yang akan disalurkan melalui rekening resmi Assyifa Peduli Palestina.
Seruan boikot terhadap produk-produk pendukung penjajahan Israel juga kembali digaungkan, sebagai bentuk perlawanan sipil yang damai namun berdampak.
Berbagai elemen turut memperkuat barisan aksi, termasuk YAKESMA, ANBERA, dan Formasi Subang, yang secara aktif mengerahkan relawan dan logistik untuk menyukseskan gerakan ini.
Dari Subang, sebuah pesan lantang dikirim ke dunia: Palestina tidak sendiri. Rakyat Indonesia bangkit. Bersatu. Bergerak. Dan bersuara. Dari Subang Untuk Palestina!
