Timnas Indonesia U-23 harus menerima kenyataan pahit saat bertandang ke markas Australia dalam laga uji coba internasional, yang berakhir dengan skor mencolok 1-5. Kekalahan ini tentu menimbulkan pertanyaan besar di kalangan pecinta sepakbola Tanah Air: di mana sebenarnya letak permasalahannya? Apakah soal taktik, mentalitas pemain, atau kualitas lawan yang memang jauh di atas?
Sejak peluit awal dibunyikan, tekanan demi tekanan dilancarkan oleh skuad muda Australia. Gol demi gol lahir dari dominasi permainan mereka, sementara Garuda Muda terlihat kesulitan mengembangkan skema serangan yang solid. Australia mencetak lima gol melalui aksi memukau para pemain mudanya yang mengandalkan kecepatan, teknik individu, dan kerja sama tim yang rapi. Indonesia sempat membalas satu gol melalui sundulan Komang Teguh, namun tidak cukup untuk mengangkat moral tim.
Pelatih Shin Tae-yong pun tidak menampik bahwa hasil ini menjadi bahan evaluasi serius. “Kita memang harus akui, ada perbedaan kualitas yang mencolok. Tapi saya tetap melihat ini sebagai proses pembelajaran untuk pemain kita menghadapi level yang lebih tinggi,” ujar pelatih asal Korea Selatan tersebut usai pertandingan. Ia menekankan bahwa pengalaman menghadapi tim kuat seperti Australia sangat berharga bagi perkembangan pemain muda Indonesia.
Di sisi lain, analis sepakbola seperti Bung Towel dan Yeyen Tumena juga menggarisbawahi pentingnya pembenahan aspek fundamental. Mulai dari stamina fisik, kecerdasan taktikal, hingga kesiapan mental bertanding di luar negeri. “Kita jangan cuma bangga di kandang sendiri. Untuk bersaing di level Asia, kita butuh sistem yang matang sejak usia dini,” ujar Yeyen Tumena dalam diskusi di salah satu kanal olahraga nasional.
Kekalahan ini sejatinya bisa menjadi cermin dan momentum perbaikan. Alih-alih tenggelam dalam kekecewaan, kini saatnya PSSI dan seluruh stakeholder sepakbola Indonesia berbenah—bukan hanya dari sisi pemain, tetapi juga infrastruktur, pembinaan, serta agenda pertandingan yang kompetitif dan berkualitas. Laga melawan Australia ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang yang menuntut kerja keras nyata di balik layar.