Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, baru-baru ini mengeluarkan peringatan keras mengenai potensi krisis utang yang dapat melanda Amerika Serikat dalam tiga tahun ke depan jika pengeluaran defisit tidak segera dikendalikan. Dalam sebuah wawancara, Dalio menggambarkan situasi ini seperti penumpukan plak dalam sistem kardiovaskular ekonomi, yang dapat menyebabkan “serangan jantung” finansial jika pembeli asing kehilangan minat terhadap utang AS.
Defisit AS mencapai $1,8 triliun pada tahun fiskal 2024, setara dengan 6,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dalio merekomendasikan pemerintah untuk mengurangi defisit federal menjadi 3% dari PDB guna mengurangi risiko tersebut. Jika langkah-langkah pengurangan defisit gagal, restrukturisasi utang mungkin menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan, meskipun pemerintah mungkin menyajikannya sebagai langkah positif daripada default.
Selain itu, Dalio menyoroti bahwa antusiasme investor terhadap kecerdasan buatan (AI) telah menciptakan “gelembung” di pasar saham AS yang mirip dengan gelembung dotcom pada akhir 1990-an. Ia menekankan bahwa valuasi tinggi, dikombinasikan dengan risiko suku bunga, dapat memicu pecahnya gelembung ini. Dalio juga menekankan bahwa perlombaan AI antara AS dan China sangat penting untuk keunggulan ekonomi dan militer, menunjukkan bahwa dukungan pemerintah dan kebijakan akan memainkan peran penting dalam kompetisi ini.
Peringatan Dalio ini menekankan perlunya tindakan segera untuk mengatasi masalah utang dan berhati-hati terhadap euforia pasar yang berlebihan terkait teknologi baru seperti AI. Tanpa langkah-langkah yang tepat, AS berisiko menghadapi krisis ekonomi yang serius dalam waktu dekat.