Jakarta – Di tengah tantangan ekonomi dan isu pengangguran yang terus menghantui, harapan baru datang dari sektor energi. Dewan Energi Nasional (DEN) menyebut bahwa program Mainstreaming Bioenergy and Geothermal (MBG) digadang-gadang mampu menciptakan sekitar 1,9 juta lapangan kerja sekaligus menekan angka kemiskinan hingga 5,8 persen.
Program ini dirancang sebagai langkah strategis dalam mendorong pemanfaatan potensi bioenergi dan panas bumi yang selama ini belum tergarap optimal. Melalui MBG, pemerintah ingin mengintegrasikan pendekatan energi bersih dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara langsung, khususnya di daerah tertinggal dan pedesaan.
“MBG bukan hanya solusi energi, tapi juga alat pemberdayaan masyarakat. Tenaga kerja lokal akan menjadi ujung tombak pengembangan proyek ini,” ungkap Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto. Ia menyebut bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan limbah organik akan menjadi sumber daya utama dalam program tersebut.
Program MBG diproyeksikan berkontribusi besar pada pembangunan berkelanjutan, mulai dari pembukaan lapangan kerja hijau hingga percepatan elektrifikasi wilayah terpencil. Selain menumbuhkan ekonomi lokal, MBG juga disebut akan memperkuat ketahanan energi nasional dari sisi sumber daya dalam negeri.
Meski tampak menjanjikan, sejumlah pengamat energi mengingatkan agar implementasi MBG tidak hanya bersifat seremonial. Diperlukan roadmap konkret, insentif investasi yang menarik, serta kolaborasi lintas sektor agar program ini benar-benar berdampak langsung bagi masyarakat, bukan sekadar angka dalam dokumen rencana kerja.