
JAKARTA – Perusahaan elektronik nasional Polytron resmi meluncurkan mobil listrik perdananya, G3 dan G3+, sebagai bagian dari transformasi besar menuju industri otomotif hijau. Setelah sukses dengan motor listrik Fox-R, kini Polytron menatap pasar SUV listrik nasional dengan kepercayaan diri baru.
SUV Lokal Rasa Global
Mobil listrik G3 dan G3+ dibanderol masing-masing Rp419 juta dan Rp459 juta untuk versi pembelian penuh (termasuk baterai). Namun, dengan skema sewa baterai Rp1,2 juta per bulan, harga dapat ditekan menjadi Rp299 juta (G3) dan Rp339 juta (G3+). Skema sewa berlaku per bulan atau per 1.500 km, mana yang tercapai lebih dahulu menjadi strategi menarik di tengah mahalnya harga baterai EV global.
G3 memiliki performa impresif
motor 150 kW dengan torsi 320 Nm, akselerasi 0–100 km/jam dalam 9,6 detik, dan jarak tempuh 402 km (berdasarkan uji CLTC). Dibekali baterai Lithium Ferro Phosphate 51,9 kWh, mobil ini dilengkapi fitur keselamatan lengkap seperti 6 airbag, ADAS level 2, Traction Control, hingga Tire Pressure Monitoring.

Dari Motor ke Mobil
Belajar dari Fox-R Sebelum G3, Polytron telah meluncurkan motor listrik Fox-R, yang mendapat sambutan baik di pasar, namun tak lepas dari catatan kritis pengguna. Sejumlah konsumen mengeluhkan ban belakang rawan bocor dan kesulitan saat pengisian daya, meski pihak Polytron sigap melakukan perbaikan.
Pengalaman ini menjadi cerminan penting agar mobil listrik G3 tak mengalami hal serupa. Perhatian pada kualitas komponen, keandalan sistem kelistrikan, dan layanan purna jual menjadi fokus utama, guna memastikan kepercayaan publik terhadap produk otomotif nasional.
Komitmen Produksi Lokal dan TKDN
Polytron menyatakan mobil listrik ini akan dirakit di pabrik baru mereka di Jawa Tengah pasca-Idulfitri 2025. Dengan kandungan lokal (TKDN) yang telah mencapai 50–54% pada motor listrik, perusahaan berupaya meningkatkan level ini melalui bodi, perakitan, dan sistem elektronik.
Transformasi Polytron dari produsen elektronik rumah tangga menjadi produsen otomotif listrik merupakan salah satu langkah rebranding paling ambisius di industri nasional.
Rebranding Menuju Simbol Mobilitas Nasional
Lebih dari sekadar produk baru, Polytron mencoba memosisikan diri sebagai ikon otomotif nasional. Ada peluang menghadirkan lini edisi khusus seperti G3 Nusantara Series atau Fox-R Merdeka Edition, memperkuat narasi patriotik:
“Kalau Korea punya Hyundai, China punya BYD, kenapa Indonesia tidak punya Polytron?”Penutup
Peluncuran G3 dan G3+ adalah momen penting bagi industri otomotif Indonesia. Di tengah dominasi merek asing, kehadiran produk lokal dengan standar global menjadi wujud nyata kedaulatan teknologi. Kini semua mata tertuju pada Polytron mampukah mobil listrik ini menjadi kendaraan rakyat Indonesia di era energi bersih?
