Indonesia dan Korea Selatan telah bekerja sama dalam pengembangan pesawat tempur canggih KF-21 Boramae sejak 2011. Baru-baru ini, keterlibatan langsung pilot uji TNI Angkatan Udara (AU) dalam pengujian pesawat ini menegaskan kontribusi signifikan Indonesia dalam proyek tersebut.
Pada Mei 2023, Kolonel Pnb Muhammad “Mammoth” Sugiyanto menjadi pilot uji pertama dari TNI AU yang menerbangkan prototipe KF-21 Boramae di Pangkalan Udara Sacheon, Korea Selatan. Penerbangan ini menandai langkah penting dalam pengembangan pesawat tempur generasi berikutnya yang dirancang untuk memperkuat pertahanan udara kedua negara.
Keterlibatan pilot TNI AU dalam uji coba ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan Korea Selatan terhadap kemampuan Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral dalam bidang pertahanan. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyatakan bahwa partisipasi ini merupakan bentuk pengakuan atas profesionalisme TNI AU. “Ini adalah suatu bentuk pengakuan atas profesionalisme TNI AU oleh mereka,” ujarnya.
Selain Kolonel Sugiyanto, Letkol Pnb Ferrel “Venom” Rigonald juga berperan sebagai pilot uji dalam proyek ini. Kedua pilot tersebut telah berada di Korea Selatan sejak Februari 2023 untuk mengikuti proses uji fungsi prototipe KF-21. Kadispenau Marsma Indan Gilang Buldansyah mengonfirmasi, “Ada dua orang di sana, jadi mengikuti proses uji fungsi pesawat prototipe.”
KF-21 Boramae dirancang dengan teknologi mutakhir, termasuk kemampuan siluman dan kecerdasan buatan. Pesawat ini diharapkan menjadi tulang punggung armada tempur masa depan bagi Indonesia dan Korea Selatan, menggantikan pesawat-pesawat yang sudah usang dan meningkatkan kapabilitas pertahanan udara kedua negara.
Partisipasi aktif Indonesia dalam pengembangan dan pengujian KF-21 Boramae mencerminkan komitmen kuat dalam penguasaan teknologi pertahanan modern serta memperkuat kerja sama strategis dengan Korea Selatan. Dengan keterlibatan langsung pilot-pilot terbaik TNI AU, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan kemampuan pertahanan nasional melalui kolaborasi internasional.