Para pemimpin Eropa menunjukkan solidaritas kuat terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, setelah insiden ketegangan dengan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih. Dalam pertemuan tersebut, Trump menuduh Zelensky mempertaruhkan nyawa jutaan orang dan bermain-main dengan potensi Perang Dunia III, serta menuduhnya tidak menghormati Amerika Serikat.
Menanggapi insiden tersebut, para pemimpin Eropa segera menyatakan dukungan mereka kepada Zelensky. Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Ketua Dewan Eropa, Antonio Costa, menegaskan bahwa Zelensky “tidak pernah sendirian” dan mendorongnya untuk tetap kuat dan berani.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyambut Zelensky dengan hangat di London setelah insiden tersebut. Starmer menekankan pentingnya kerja sama antara Ukraina dan sekutu Eropa dalam menghadapi tantangan global.
Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga menyuarakan dukungan mereka terhadap Ukraina, menekankan bahwa Eropa akan terus mendukung negara tersebut dalam menghadapi agresi eksternal.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan sikap di antara negara-negara Eropa. Beberapa negara, seperti Hungaria, justru mendukung pendekatan keras Trump terhadap Zelensky, menunjukkan kompleksitas dinamika politik di Eropa terkait konflik Ukraina.
Insiden ini menyoroti ketegangan dalam hubungan internasional dan pentingnya solidaritas di antara negara-negara Eropa dalam menghadapi situasi geopolitik yang kompleks.