Tokyo – Panasonic Holdings mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 10.000 karyawan secara global sebagai bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Langkah ini mencakup pengurangan 5.000 posisi di Jepang dan 5.000 lainnya di luar negeri, dari total sekitar 229.000 karyawan yang dimiliki perusahaan hingga akhir September 2024.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap melemahnya permintaan produk elektronik konsumen di Jepang serta stagnasi pasar di Tiongkok.
Panasonic berencana untuk merampingkan operasi di kantor pusat dan mengonsolidasikan departemen penjualan elektronik konsumen, serta menghentikan bisnis yang tidak menguntungkan.
Fokus perusahaan akan dialihkan ke sektor-sektor yang lebih kompetitif secara global, seperti sumber daya untuk pusat data, penyimpanan energi, dan peralatan elektronik untuk industri penerbangan.
Restrukturisasi ini diperkirakan menelan biaya sekitar 130 miliar yen (sekitar US$891 juta) untuk tahun fiskal berjalan, yang dimulai pada April 2025.
Sebagai akibatnya, Panasonic memproyeksikan penurunan laba bersih sebesar 15% menjadi 310 miliar yen, serta penurunan pendapatan sebesar 7,8% menjadi 7,8 triliun yen, sebagian disebabkan oleh penjualan divisi peralatan otomotif kepada Apollo Global Management, meskipun perusahaan tetap mempertahankan 20% saham di unit tersebut.
Panasonic menargetkan peningkatan profitabilitas sebesar 150 miliar yen mulai April 2026 dan berencana mengatasi dampak tarif AS, yang diperkirakan kurang dari 1% dari pendapatan, dengan menyesuaikan harga produk.