
Illustrasi Prabowo Menjabat Macron didepan Istana Negara
Jakarta – HI News, Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama Ibu Negara Brigitte Macron tiba di Jakarta pada Selasa malam, 27 Mei 2025. Kunjungan ini berlangsung selama tiga hari, hingga 29 Mei 2025, dan menjadi bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis. Ini juga merupakan kunjungan resmi pertama seorang Presiden Prancis ke Indonesia sejak Nicolas Sarkozy pada 2011.
Fokus Kunjungan: Kerja Sama Strategis di Tengah Tekanan Global
Dalam agenda resminya, Presiden Macron akan bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto untuk membahas penguatan kerja sama di bidang pertahanan, energi terbarukan, ekonomi digital, kecerdasan buatan, dan ketahanan pangan. Beberapa nota kesepahaman dijadwalkan ditandatangani dalam pertemuan bilateral tersebut.
Selain pertemuan kenegaraan, Macron juga dijadwalkan mengunjungi Candi Borobudur dan Akademi Militer di Magelang pada 28 Mei. Presiden Prabowo dijadwalkan mendampingi langsung kunjungan tersebut, yang juga bertujuan mempererat hubungan budaya dan pertahanan.
Kunjungan yang Sarat Kepentingan Geopolitik

Kebangkitan Afrika beràwal dari Ibrahim Traore yang didukung Rusia menjalar ke Nigeria dan Mali dimana ketiga Negara ini telah lama diperas oleh Francis
Pengamat menilai kunjungan Macron ke Indonesia bukan semata upaya diplomasi simbolik, tetapi juga bagian dari strategi Prancis memperluas pengaruh di Asia Tenggara di tengah gejolak geopolitik global. Ekonomi Prancis mulai menunjukkan tanda-tanda tekanan, terutama setelah kehilangan sebagian besar pengaruh di negara-negara bekas koloninya di Afrika Barat seperti Mali, Burkina Faso, dan Nigeria.
Ketiga negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir secara terbuka menolak kehadiran militer Prancis dan mulai menjalin kerja sama strategis dengan Rusia. Perkembangan ini mencemaskan Paris, yang selama ini menjadikan Afrika sebagai mitra penting dalam ekspor persenjataan, energi, dan pengaruh politik luar negeri.
Dengan latar belakang tersebut, kawasan Indo-Pasifik, terutama negara-negara dengan ekonomi berkembang seperti Indonesia menjadi titik strategis baru yang ingin dijangkau Prancis dalam upaya menjaga relevansi global dan membendung pengaruh Tiongkok dan Rusia di kawasan.
Pengamanan Ketat dan Rekayasa Lalu Lintas
Pemerintah Indonesia menerapkan pengamanan ketat selama kunjungan ini, dengan mengerahkan ribuan personel gabungan TNI dan Polri. Rekayasa lalu lintas diterapkan di sejumlah jalan utama Jakarta, termasuk kawasan Sudirman, Thamrin, dan Gatot Subroto. Masyarakat diimbau memberikan prioritas pada iring-iringan kendaraan tamu negara.
Bagian dari Tur Regional
Kunjungan ke Indonesia ini merupakan bagian dari tur Macron ke Asia Tenggara, setelah sebelumnya singgah di Vietnam dan dijadwalkan melanjutkan ke Singapura. Dalam setiap negara, Macron membawa misi yang sama menegaskan komitmen Prancis dan Uni Eropa sebagai mitra strategis yang setara dan demokratis bagi negara-negara Asia, terutama di tengah ketegangan global dan meningkatnya rivalitas kekuatan besar.(ABS)