Kabar duka datang dari ujung timur Indonesia. Mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, wafat pada usia 74 tahun, Jumat (14/3). Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam, tidak hanya bagi masyarakat Maluku Utara, tetapi juga bagi banyak pihak yang mengenalnya sebagai figur pemimpin yang sederhana, bersahaja, dan penuh dedikasi dalam membangun daerah kepulauan tersebut.
Abdul Ghani menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Chasan Boesoirie, Ternate. Beliau sempat dirawat karena kondisi kesehatan yang menurun dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun pihak keluarga belum merinci penyakit yang dideritanya, sejumlah tokoh daerah mengonfirmasi bahwa beliau sudah cukup lama berjuang dengan kondisi kesehatannya.
Sepanjang kariernya, Abdul Ghani dikenal sebagai tokoh politik yang konsisten memperjuangkan pembangunan wilayah terpencil di Maluku Utara. Ia menjabat sebagai gubernur dua periode, dari 2014 hingga 2024. Di masa kepemimpinannya, sejumlah proyek infrastruktur, seperti akses transportasi antar-pulau dan penguatan sektor pendidikan, mulai tampak kemajuannya. Banyak masyarakat mengenang beliau sebagai pemimpin yang mudah dijangkau dan tidak berjarak dengan rakyat.
“Beliau bukan hanya seorang kepala daerah, tetapi sosok yang mengayomi. Jejak pengabdiannya akan selalu kami kenang,” ujar salah satu tokoh masyarakat Maluku Utara, M. Thahir. Ucapan belasungkawa juga mengalir dari berbagai penjuru, termasuk dari Gubernur aktif, pimpinan DPRD, serta sejumlah tokoh nasional yang pernah bekerja sama dengannya.
Jenazah Abdul Ghani Kasuba akan dimakamkan di kampung halamannya, Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan. Pemerintah provinsi pun akan menggelar penghormatan resmi sebagai bentuk apresiasi atas jasa-jasanya. Meskipun beliau telah tiada, semangat perjuangan dan komitmen beliau dalam membangun Maluku Utara akan terus hidup dalam ingatan banyak orang.