Jalan Rusak 8 Tahun, Bukit Duri Seolah Tak Terlihat oleh Negara
Jakarta – Di sebuah sudut Jakarta Selatan, hanya berjarak belasan kilometer dari Balai Kota, ada jalan yang seperti sengaja dilupakan: Jalan Bukit Duri Utara. Sudah delapan tahun, kerusakan di jalan ini tak kunjung diperbaiki. Aspalnya terkelupas, lubangnya dalam, dan setiap hujan datang, jalan itu berubah menjadi rawa buatan.
Tak ada yang datang meninjau. Tak ada yang bertanya kabar.
“Kalau hujan, jadi kolam. Anak-anak sekolah basah, motor jatuh hampir tiap minggu,” kata Agus, Ketua RT 002 RW 02. Ia bukan sekadar ketua RT, tapi kini menjadi juru bicara keresahan kolektif warga yang merasa ditelantarkan.
Aduan demi aduan sudah dikirim. Dari musrenbang hingga surat resmi ke kelurahan dan kecamatan. Hasilnya nihil. Seperti dibuang ke ruang hampa birokrasi yang tak bernyawa.
DPRD DKI Jakarta yang baru terpilih? Tak satu pun yang datang menengok. Padahal, sebagian mereka lahir dari suara rakyat seperti warga Bukit Duri. Tapi setelah duduk di kursi empuk, suara rakyat kembali redup di telinga mereka.
Kini, warga merapatkan barisan. Mereka akan mengadukan langsung ke Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Harapannya: gubernur baru ini tak tuli seperti pejabat sebelumnya.
“Kalau minggu depan tak ada tindakan, kami akan turun ke Balai Kota,” tegas Agus.
Bukit Duri mungkin kecil di peta Jakarta, tapi kesabaran warganya sedang membesar. Dan negara, tak bisa terus menerus absen.


