Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) mengkritik peran Danantara jika hanya berfungsi sebagai superholding bagi perusahaan BUMN tanpa adanya perubahan strategi yang signifikan. Menurut INDEF, sekadar mengumpulkan perusahaan BUMN di bawah satu payung tanpa transformasi mendalam tidak akan memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional.
“Jika BUMN tetap beroperasi seperti biasa dan Danantara hanya melakukan investasi kecil-kecilan, pertumbuhan ekonomi akan stagnan di angka 5 persen,” ujar perwakilan INDEF.
Selain itu, INDEF menyoroti isu rangkap jabatan di antara pengurus Danantara yang juga menjabat di kementerian. Mereka menekankan bahwa struktur pengelolaan Danantara seharusnya bebas dari konflik kepentingan untuk memastikan tata kelola yang baik dan efektif.
Kritik ini muncul di tengah rencana pemerintah untuk meluncurkan dana kekayaan negara yang akan mengelola aset BUMN senilai hampir $570 miliar. Meskipun bertujuan meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi, ada kekhawatiran bahwa tanpa strategi yang jelas, Danantara hanya akan menjadi superholding tanpa dampak signifikan.
INDEF menekankan perlunya transformasi dan inovasi dalam pengelolaan BUMN di bawah Danantara. Tanpa perubahan strategi yang mendalam, peran Danantara sebagai superholding dinilai tidak akan memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional.