Kasus dugaan pengoplosan Pertamax oleh PT Pertamina Patra Niaga telah memicu reaksi keras dari masyarakat. Netizen meluapkan kekecewaan dan kemarahan mereka melalui berbagai platform media sosial, menciptakan gelombang kritik yang tak terbendung.
Seorang pengguna media sosial mengungkapkan rasa kecewanya dengan berkata, “Bro, gua kecewa banget sih. Bela-belain beli Pertamax karena gak mau ngambil subsidi, ternyata dikecewakan.”
Kekecewaan serupa juga disampaikan oleh Maryoto, seorang warga yang merasa dibohongi karena selama ini memilih Pertamax untuk kendaraannya. Ia menyatakan, “Selama ini saya selalu isi Pertamax karena percaya kualitasnya lebih baik, tapi ternyata malah dioplos.”
Tidak hanya masyarakat umum, figur publik pun turut menyuarakan kekecewaannya. Musisi dan penulis Fiersa Besari, misalnya, melontarkan kritik tajam dengan mengatakan, “Beli Pertamax dapatnya oplosan. Berengsek.”
Kemarahan netizen semakin memuncak setelah mengetahui besarnya kerugian negara akibat kasus ini. Seorang pengguna media sosial menulis, “Gila udah sampai 1000 triliun cui #PertaminaSarangKoruptor.”
Selain itu, beberapa netizen menyoroti peran Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dalam kasus ini. Mereka mempertanyakan tanggung jawabnya sebagai pengawas perusahaan. Seorang pengguna media sosial menulis, “Saat kasus oplosan Pertamax (2018-2023), bapak ini masih jadi KOMISARIS UTAMA. Apa pendapat loe gaes?”
Di sisi lain, warga di daerah kabupaten kecil merasa paling terdampak oleh kasus ini. Mereka tidak memiliki alternatif lain selain SPBU Pertamina karena keterbatasan akses ke SPBU swasta. Seorang warga mengeluhkan, “Mau boikot pun percuma, karena satu-satunya tempat isi BBM ya cuma itu.”
Secara keseluruhan, kasus Pertamax oplosan ini telah menimbulkan kekecewaan dan kemarahan di kalangan masyarakat. Mereka berharap pihak berwenang dapat segera menindak tegas pelaku korupsi dan memperbaiki sistem pengelolaan BBM di Indonesia.
Untuk melihat lebih lanjut tanggapan netizen mengenai kasus ini, berikut adalah video yang mengumpulkan berbagai komentar mereka: