Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam, 3 Maret 2025, membuat Kota Bekasi kewalahan menghadapi banjir besar. Akibatnya, ribuan warga terdampak, sementara fasilitas umum seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan stasiun transportasi lumpuh total.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyebut bahwa banjir kali ini memengaruhi hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat. “Bisa dikatakan Kota Bekasi lumpuh akibat banjir ini. Aktivitas warga terganggu, dan kami sedang berupaya melakukan evakuasi serta penanganan lebih lanjut,” ujarnya saat meninjau lokasi banjir di Jatiasih.
Salah satu fasilitas yang terkena dampak serius adalah RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid, di mana listrik di dua gedung utama padam, mengganggu operasional alat medis penting seperti MRI. Sementara itu, Mega Bekasi Hypermall juga terendam banjir, menyebabkan kendaraan di area parkir ikut terendam.
Tak hanya itu, beberapa stasiun kereta di Bekasi ikut terkena dampak, membuat perjalanan KRL dan transportasi publik lainnya terganggu. “Kami terpaksa menyesuaikan jadwal operasional karena genangan air yang cukup tinggi di sekitar stasiun,” kata seorang petugas di lokasi.
Menurut data BPBD Kota Bekasi, sedikitnya 51.320 warga dari 13.704 kepala keluarga terdampak banjir di berbagai titik. Ketinggian air di beberapa wilayah mencapai hampir 4 meter, bahkan lebih tinggi dibandingkan banjir besar yang pernah terjadi pada 2020.
Saat ini, pemerintah daerah bersama tim gabungan terus melakukan upaya evakuasi dan penanganan banjir. Warga diminta tetap waspada, terutama yang berada di daerah rawan genangan. “Kami bekerja keras untuk menormalisasi kondisi, namun partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan juga sangat penting untuk mencegah banjir yang lebih parah di masa depan,” tambah Tri Adhianto.