Baru-baru ini, kawasan Puncak di Kabupaten Bogor kembali dilanda banjir yang memaksa sejumlah warga mengungsi ke rumah tetangga. Banjir ini terjadi akibat meluapnya Kali Grogol, yang menerjang pemukiman di Kampung Bina Taruna RT 01 RW 05 dan Kampung Pensiunan RT 03 RW 01, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua. Beberapa rumah mengalami kerusakan, bahkan sebuah keluarga nyaris terseret arus saat mencoba menyelamatkan diri.
Sejumlah warga menuding Rest Area Gunung Mas sebagai penyebab utama banjir tersebut. Mereka mengeluhkan sistem drainase rest area yang langsung membuang air ke Kali Grogol, yang ukurannya relatif kecil. “Sebelum ada rest area, kampung ini tidak pernah banjir meski diguyur hujan deras. Baru kali ini air kali meluap,” ujar Deni Alhusaen, seorang warga setempat.
Selain itu, faktor alam juga berperan dalam bencana ini. Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi menyebabkan penumpukan puing di sebuah air terjun, yang akhirnya jebol dan memicu banjir bandang. “Karena intensitas air (hujan) yang cukup tinggi, dan ada balok yang menahan air, jadinya air bah (banjir bandang),” ungkapnya saat meninjau lokasi banjir.
Bupati Bogor, Ade Yasin, menambahkan bahwa deforestasi atau penebangan hutan secara besar-besaran di kawasan Puncak turut berkontribusi terhadap terjadinya banjir dan longsor. Ia menekankan perlunya pemetaan wilayah rawan bencana untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang. “Mungkin karena deforestasi dampak penebangan pohon, sehingga sering terjadi banjir, longsor, karena air cepat turun begitu,” katanya.
Akibat banjir ini, 134 keluarga atau 474 jiwa harus mengungsi ke masjid dan tempat aman lainnya. Warga berharap pemerintah segera mencari solusi untuk mencegah banjir serupa terjadi lagi, seperti memperbaiki sistem drainase dan menghentikan penebangan hutan liar.
Ilustrasi Gambar untuk Headline Berita:
*Gambar menunjukkan warga Puncak Bogor sedang membersihkan rumah mereka yang terendam banjir, dengan latar belakang Rest Area Gunung Mas yang menjadi sorotan warga sebagai penyebab banjir.*